Ketegangan Laut Pasifik, Menjadi Rebutan Dari Pengaruh Kekuatan Negara Besar "China vs AS".

 








ilustrasi, Stategi, Kekuatan, dan Politik "Amerika Dan China" di Asia Pasifik

Wilayah Kepulauan Asia Pasifik dapat menjadi arena pertarungan antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam memperluas pengaruh masing-masing Negara.

Selasa 20/9/2022, Institut Perdamaian yang dirilis oleh Kongres AS dalam sebuah laporan

menyatakan bahwa Pandangan China terhadap wilayah kepulauan Pasifik sebagai kepentingan strategis yang signifikan.

Berkaitan dengan ini, China pun dianggap telah membuat kemajuan pesat di Pasifik dalam tujuan geostrategis yang tidak dapat dicapai di tempat lain.

Sehingga itu, Komitment As dalam memperkuat negara-negara kepulauan Pasifik utara, yang sekarang sedang dalam pembicaraan untuk memperbarui kesepakatan pertahanan guna mempertahankan penyangga militer yang vital di area wilayah tersebut.

Hal Ini yang menimbulkan kekhawatiran, tambah laporan itu, serta mengatakan AS dalam hal ini harus berada pada posisi netral serta meningkatkan dukungan untuk negara-negara kepulauan di Pasifik utara di mana ia memiliki ikatan sejarah terkuat.



Potensi Perang China dan AS di laut China Selatan

Laporan yang dikutip Reuters, terkait hal itu muncul menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan selusin pemimpin pulau Pasifik pekan depan, ketika Washington berusaha bersaing untuk mendapatkan pengaruh dengan Beijing.

Adapun, setelah menandatangani perjanjian kesepakatan pada akhir 1980-an, yang memberikan tanggung jawab pertahanan AS serta hak atas pangkalan militer. di kepulauan Marshall, Negara Federasi Mikronesia (FSM), adalah negara berdaulat yang dikenal sebagai Negara Asosiasi Bebas (FAS),

Konsekuensi

Seluruh kawasan Pasifik, China selain berusaha untuk meningkatkan aksesnya ke pelabuhan dan juga Zona Ekonomi Eksklusif, China pun mengurangi mitra diplomatik Taiwan, dan mempromosikan karakter politik dari politik China itu sendiri. sehingga itu ada upaya untuk menggagalkan Amerika Serikat demi  memproyeksikan kekuatan militer nya serta meningkatkan pengumpulan intelijen serta kemampuan dalam pengawasan. 

Sementara perjanjian, yang akan berakhir pada 2023 dan 2024 itu masih dalam proses dinegosiasi ulang, dan laporan tersebut ditafsirkan bahwa negara-negara ini serta merta akan dapat mencari pendanaan dari China, apabila jika negosiasi AS gagal.

Pertanda buruk bagi AS, Jika Beijing berhasil membawa salah satu dari negara-negara ini ke dalam wilayahnya,  "maka itu akan membahayakan kemampuan militer AS di wilayah komando geografis yang vital secara strategis, serta dalam membuka pintu untuk penataan ulang arsitektur regional yang lebih luas dengan implikasi jauh di luar kawasan Pasifik," tulis laporan itu.

Sementara AS, pengujian jangkauan pertahanan rudal AS di Kepulauan Marshall sangat penting untuk kemampuan pertahanan rudal dan ruang angkasa AS, tambahnya.

China Vs Amerika, Diambang Perang Terbuka

"China pun terlalu memandang lebih  bahwa,  Kepulauan Pasifik sebagai wilayah kepentingan strategis yang signifikan," katanya.

Washington dinilai perlu untuk  memberikan alternatif bantuan ekonomi China untuk "melawan upaya Beijing, dalam memanfaatkan persepsi regional tentang pengabaian".

Adapun, Negara Federasi Mikronesia baru-baru ini setuju untuk mengembangkan fasilitas militer AS yang baru, dan Palau meminta AS membangun landasan terbang, pelabuhan, dan pangkalan.
"Washington harus pertimbangkan secara serius sejauh itu agar sejalan dengan kebutuhan pertahanan," 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama