Akhir kisruh di Perbatasan Kosovo
Selasa 20/9/2022, menurut Wakil Komandan misi penjaga perdamaian aliansi (KFOR) Brigadir Jenderal Luca Piperni. mengatakan bahwa kesiapan Nato dalam mengatasi ketegangan yang meningkat di Kosovo dengan sebagian minoritas Serbia telah dikonfirmasi.
"Kami waspada dan siap bertindak jika ketegangan meningkat, tetapi kami juga dapat mengerahkan pasukan cadangan yang dapat kami panggil dalam waktu singkat," kata Piperni kepada wartawan di markas KFOR di ibu kota Pristina.
Dilaporkan Reuters, kerusuhan bermula pada saat adanya persyaratan pergantian plat nomor mobil yang di berlakukan pemerintah sejak tangal 31 oktober, di perbatasan antara Serbia dan Kosovo sehingga telah menimbulkan banyak kekhawatiran konflik antara keduanya Kosovo dan Serbia.
Selama dua dekade lebih kekhawatiran ini setelah paska NATO membom Serbia untuk mengakhiri penindasan yang terjadi di Kosovo. berkaitan dengan hal ini, Orang Serbia Kosovo di utara menggunakan pelat mobil Serbia tua yang dikeluarkan sebelum perang 1999, kemudian direproduksi agar terlihat seperti pelat mobil tua.
Terkait hal ini, isu semakin meluas serta Serbia tidak pernah mengakui kemerdekaan Kosovo, yang dideklarasikan pada tahun 2008 lalu. sementara orang Serbia di Kosovo utara menganggap Beograd, bukan Pristina dan sebagai ibu kota mereka. sementara untuk menetralisir ketegangan yang terjadi, NATO melakukan penjagaan kurang lebih 3.700 pasukan perdamaian, guna menempatkan di bekas provinsi Serbia sekaligus mencegah kekerasan yang terjadi diantara para etnis Albania dan juga Serbia.
Sementara upaya dalam mengoprasikan pergantian plat nomor mobil diKosovo utara, diwilayah kepadatan dari penduduk Serbia dimusim panas ini, menyebabkan terjadinya bentrokan Polisi dan warga Serbia sehingga menyebabkan area seluruh jalan diblokade warga setempat.
Kosovo Blokir Dua Jalan Serbiaberselang beberapa waktu sampai penjaga perdamaian NATO masuk mendamaikan, dan Kosovo pun setuju menunda aturan perizinan tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut baik situasi tenang dan mengatakan sekarang penting untuk menghindari eskalasi baru. "Kekerasan tidak memiliki tempat di wilayah tersebut. KFOR tetap waspada, dan siap untuk campur tangan jika stabilitas terancam," ia menggarisbawahi.
Piperni juga menggambarkan situasi dan kondisi saat ini, mungkin terlihat tenang akan tetapi sangat rapuh, ia juga mengatakan bahwa NATO tidak bisa membiarkan ketegangan serta kekerasan yang akan terjadi pada saat 31 Oktober nanti. ungkapnya
"Jika situasinya memburuk, kami siap untuk campur tangan, kami siap berada di tengah-tengah antara pengunjuk rasa dan organisasi keamanan," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka memiliki pasukan di luar Kosovo yang dapat ditarik NATO sebagai bala bantuan.
